Kamis, 14 April 2011

15 April 2011

Baca Berita Selengkapnya Hanya di Lahat Pos, Korannye Jeme Kite

25 Persen Warga Pasar Bawah Belum Miliki MCK

Foto: Ariel/LAPOS
SUNGAI: Seorang ibu rumah tangga sedang mencuci pakaian bersama anaknya sedang mandi di tepi sungai Lematang.

     LAPOS, Lahat - Sedikitnya 25 persen warga Kelurahan Pasar Bawah Kecamatan Lahat masih melakukan aktivitas Mandi Cuci Kakus (MCK) disepanjanng aliran air sungai Lematang. Hal inilah terlihat saat melakukan pemantauan di beberapa lokasi sepanjang sungai tersebut.
Bahkan, hal tersebut dibenarkan Lurah Pasar Bawah A Hadi Wijaya SE yang mengatakan, kebanyakan warga yang melakukan aktivitas MCK diseputaran Lematang merupakan sudah lama terjadi, bahkan turun temurun.
      Karena itu, dari data Kelurahan Pasar Bawah, terdapat 826 Kepala Keluarga (KK) dengan dengan 3.154 jiwa. Dari angka tersebut tercatat ada sekitar 788 jiwa yang sering kali memanfaatkan pinggiran sungai Lematang untuk melakukan aktifitas MCK.
    “Kita sudah sering beberapa kali melakukan sosialisasi kepada warga agar segera membangun sejenis MCK pribadi di dalam rumah untuk dipergunakan dalam melakukan aktivitasnya. Bahkan dalam sosialisasan tersebut diselingi penyuluhan kesehatan akibat air kotor tersebut yang nantinya akan mempengaruhi kesehatan, namun tetap saja sepertinya sosialisasi dan penyuluhan dari pihak kelurahan belum digubris warga, yang pada kenyataannya aktivitas tersebut masih saja mereka lakukan,” urainya.
Selain sosialisasi, saat ini katanya, Kelurahan Pasar Bawah sudah menyiapkan empat bilik MCK umum yang ditempatkan di dua RT yakni, RT 7 dan 4. Namun sepertinya MCK tersebut tidak pernah mereka gunakan.
     “Memang, ada MCK umum yang sudah kita siapkan. Tapi masih saja warga tetap melakukan MCK di sungai. Kebanyakan warga yang sering MCK disana adalah warga yang mengontrak di Kelurahan Pasar Bawah. Karena kita tahu betul, biasanya bedeng di wilayah ini jarang sekali memiliki kakus,” ucapnya.
     Sementara Dina Astuti (37), warga Kelurahan Pasar Bawah yang berdomisili paling dekat dengan lokasi sungai Lematang mengatakan, kebiasaan warga melakuakn aktivitas MCK disepanjang sungai ini sudah sejak lama dan berlangsung secara turun temurun.
“Sudah sejak lama kami melakukan aktivitas MCK di sungai ini, hal itu bukan masalah bagi kami karena bisa dikatakan aktivitas turun temurun, namun disamping itu juga, dengan terpaksa kami harus mandi di sini lantaran rumah yang kami bangun tidak dilengkapi dengan kamar mandi pribadi. Sedangkan untuk mandi di MCK umum yang telah di bangun pemkab setempat letaknya dirasa terlalu jauh dari rumah kami, dan hanya baru empat bilik yang dibangun, daripada menunggu antrian yang terlalu lama, lebih baik kami mandi di sungai,” urainya kepada Lapos, Kamis (14/4).
Terpisah, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemda Lahat Drs Ali Afandi mengatakan disamping aktivitas tersebut yang bisa dikatakan telah menjadi akar dan kebudayaan keluarga mereka secara turun temurun, juga kurangnya kesadaran mereka akan sanitasi.
      “Jika kita lihat, sebenarnya mereka mampu membuat MCK pribadi. Hanya saja kemungkinan besar terbentur dengan budaya mereka sendiri. Namun, kita juga akan tetap mengupayakan sosialisasi pentingnya MCK terutama dalam hal kesehatan, sebagai faktor pendukungnya diharapkan perlu adanya peran serta berbagi unsur baik dari pihak pemkab sendiri dan masyarakat,” pungkasnya. (18)

Baca Berita Lainnya Hanya di Lahat Pos, Korannye Jeme Kite